Oleh: Ustadz Abdul
Hakim bin Amir Abdat حفظه الله تعالى
Soal: Apakah yang
dimaksud dengan manhaj?
Jawab: Manhaj secara
ringkas artinya CARA BERAGAMA.
Manhaj inilah yang nantinya akan mengantarkan, mengarahkan, dan membentuk cara beragamanya seseorang, aqidahnya, ibadahnya, dan seterusnya.
Manhaj inilah yang nantinya akan mengantarkan, mengarahkan, dan membentuk cara beragamanya seseorang, aqidahnya, ibadahnya, dan seterusnya.
Soal: Kalau
begitu manhaj lebih luas daripada aqidah?
Jawab: Betul!
Soal: Dan manhaj
juga yang menentukan aqidah seseorang?
Jawab: Benar! Kalau manhaj
saudara sesat dan bathil, maka kesesatan didalam manhaj ini akan terbawa
kedalam aqidah dan ibadah saudara.
Misalnya manhaj saudara khawarij, maka dengan sendirinya
aqidah dan ibadah saudarapun secara khawarij.
Kalau saudara bermanhaj
sufi, maka dengan sendirinya aqidah dan ibadah saudarapun sesuai dengan
manhaj saudara yaitu sufi.
Kalau saudara bermanhaj
filsafat, maka dengan sendirinya aqidah dan ibadah saudarapun sesuai dengan
manhaj saudara yaitu filsafat.
Kalau saudara
bermanhaj dengan manhaj jama’ah tabligh, maka dengan
sendirinya aqidah, ibadah, adab dan akhlak saudara akan terbentuk persis dengan
manhaj yang saudara anut yaitu jama’ah tabligh.
Kalau saudara
bermanhaj dengan manhajnya kelompok Paramadina pimpinan
Nurcholis Majid dan anaknya yang bernama sekte
JIL (Jaringan Islam Liberal), maka dengan sendirinya aqidah dan ibadah
saudara dan seterusnya sesuai dengan kelompok paramadina, satu aliran
bathiniyyah gaya baru yang tujuannya membatalkan syari’at Rabbul ‘Alamin.
Kalau saudara
bermanhaj dengan manhaj-nya Ikhwanul Muslimin, yang
mengumpulkan dan menggabungkan hampir dari seluruh firqah sesat yang ada di
dalam Islam, maka manhaj saudarapun akan terbentuk sesuai dengan aliran saudara
dan tokoh yang saudara ikuti dan idolakan di dalam tubuh Ikhwanul Muslimin yang
di dalamnya terdapat bermacam-macam firqah bersama pecahan-pecahannya.
Kalau saudara berkiblat
kepada Hasan Al Banna-pendiri Ikhwanul Muslimin-atau Said Hawa atau
Tilmisani dan yang sepaham dengan ketiganya, maka manhaj saudara akan terbentuk
menjadi manhaj sufi dan quburiyyun.
Kalau saudara berkiblat
kepada Sayid Quthub, maka manhaj saudara akan terbentuk menjadi manhaj
khawarij.
Kalau saudara berkiblat
kepada Muhammad Al Ghazali dan Yusuf Qardhawiy, maka manhaj
saudara akan terbentuk manjadi mu’tazilah
yang asy’ariyyah atau asy’ariyyah yang mu’tazilah yang bersatu
padu dengan jahmiyyah.
Walhasil, manhaj
itulah yang akan menentukan beragamanya seseorang, apakah benar atau
salah ?
Oleh karena manhaj ada
yang benar dan salah, yang haq dan yang bathil, maka wajib bagi kita untuk
berpegang dengan manhaj yang haq yang telah dikabarkan oleh Rasulullah صلى الله
عليه وسلم di dalam sabdanya,
“Yang aku pada hari
ini bersama para Shahabatku berada di atasnya”.
Yakni manhaj
salaf, yang secara haqiqi mereka inilah yang dinamakan dengan Ahlus Sunnah wal
Jama’ah.
📒 _kitab Lau Kaana Khairan Lasabaquunaa
Ilaihi, hal. 95, 96, 97.
sumber : Sumber : https://aslibumiayu.net/19532-penjelasan-tentang-apakah-yang-disebut-manhaj-itu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar