Mengenal Manhaj Salaf
Apakah pengertian manhaj salaf?
Siapakah mereka para salaf yang
dimaksud?
Kemudian adakah kewajiban untuk
mengikuti manhaj salaf?
Marilah kita simak penjelasan berikut
yang disarikan dari sebuah buku yang sangat bermanfaat karya Ustadz Yazid bin
Abdul Qadir Jawas hafidzahullah,
semoga semakin memperjelas bagi kita tentang manhaj salaf sesuai pemahaman yang
sebenarnya.
1.
Apakah definisi dari manhaj?
Manhaj dalam bahasa artinya jalan yang
jelas dan terang. Allah Ta’ala berfirman,
yang artinya,
”Untuk tiap umat diantara kamu,
kami berikan aturan dan jalan yang terang…” (Al Maidah: 48
Sedang menurut istilah, Manhaj ialah
kaidah-kaidah dan ketentuan-ketentuan yang digunakan bagi setiap
pelajaran-pelajaran ilmiyyah, seperi kaidah-kaidah bahasa arab, ushul ‘aqidah,
ushul fiqih, dan ushul tafsir dimana dengan ilmu-ilmu ini pembelajaran dalam
islam beserta pokok-pokoknya menjadi teratur dan benar. Dan manhaj yang benar
adalah jalan hidup yang lurus dan terang dalam beragama menurut pemahaman para
sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
2.
Apakah definisi salaf ?
Salaf berasal dari kata
salafa-yaslufu-salafun, artinya telah lalu. Kata salaf juga bermakna: seseorang
yang telah mendahului (terdahulu) dalam ilmu, iman, keutamaan, dan kebaikan.
Karena itu generasi pertama dari umat ini dari kalangan para tabi’in disebut
sebagai as-salafush-shalih.
Sedangkan definisi salaf menurut
istilah, salaf adalah sifat yang khusus dimutlakkan untuk para sahabat. Ketika
yang disebutkan salaf maka yang dimaksud pertama kali adalah para sahabat.
Adapun selain mereka itu ikut serta dalam makna salaf ini, yaitu orang-orang
yang mengikuti mereka. Artinya, bila mereka mengikuti para sahabat maka disebut
salafiyyin, yaitu orang-orang yang mengikuti salafush shalih.
3.
Siapakah salaf yang dimaksud?
Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman, yang
artinya :
”Orang-orang yang terdahulu
lagi pertama-tama (masuk islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan
mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga
yang mengalir sungai-sungai dibawahnya, mereka kekal didalamnya selama-lamanya.
Itulah kemenangan yang besar.” (At- Taubah: 100)
Sedangkan dalam sebuah hadis juga
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan salaf pertama kali adalah sahabat.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Sebaik-baik manusia adalah pada masa ku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian
yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut
Tabi’in). Demikian juga yang dikatakan oleh para ulama bahwasannya yang
dimaksud dengan salaf adalah para sahabat.
Akan tetapi pembatasan secara waktu
tidaklah mutlak tepat karena kita mengetahui bahwa beberapa sekte bid’ah dan
sesat sudah muncul pada masa-masa tersebut. Karena itulah keberadaan mereka
pada masa-masa itu (tiga kurun yang dimuliakan) tidaklah cukup untuk menghukumi
bahwa dirinya berada diatas Manhaj Salaf, selama dirinya tidak mengikuti
sahabat radhiyallahu ‘anhum dalam
memahami Al Quran dan Assunnah. Karena itulah ulama memberi batasan As-Salaf
Ash-Shalih (pendahulu yang shalih).
Imam al Auza’i rahimahullah (wafat th.157 H) seorang Imam
Ahlu Sunnah dari Syam berkata, “Bersabarlah dirimu diatas sunnah, tetaplah
tegak sebagaimana para sahabat tegak diatasnya. Katakanlah sebagai mana yang
mereka katakan, tahanlah dirimu dari apa-apa yang mereka menahan diri darinya.
Dan ikutilah jalan salafush shalih karena akan mencukupimu apa saja yang
mencukupi mereka.”
Berdasarkan keterangan diatas, menjadi
jelaslah bahwa kata salaf muthlak ditujukan untuk para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, semoga Allah Ta’ala meridhai mereka semua. Maka barang siapa yang mengikuti
mereka semua dalam agama yang haq ini, maka ia adalah generasi penerus dari
sebaik-baik pendahulu yang mulia.
4.
Adakah dalil yang menunjukkan kewajiban untuk mengikuti mereka?
Terdapat banyak dalil yang dikemukakan
oleh al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas dalam bukunya Mulia dengan Manhaj Salaf, namun
dalam tulisan yang singkat ini kami hanya mengambil beberapa dalil yang
mewakili dan dapat digunakan sebagai hujjah.
Dalil-dalil dari Al Quranul Karim dan
As Sunnah yang menunjukkan bahwa Manhaj Salaf adalah hujjah yang wajib diikuti oleh
kaum muslimin:
·
Firman Allah Ta’ala,
yang artinya,”Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia (karena kamu menyuruh) berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
mungkar dan beriman kepada Allah…” (Ali ‘Imran : 10 )
>>> Syaikhul Islam IbnuTaimiyah rahimahullah dalam
kitabnya Naqdul Mantiq menjelaskan: kaum muslimin telah
sepakat bahwa umat ini adalah sebaik-baik umat dan paling sempurna, dan umat
yang paling sempurna dan utama adalah generasi yang terdahulu yaitu generasi
para Sahabat.
·
Firman Allah Jalla
Jalaaluhu, yang artinya, ”Dan barangsiapa yang menentang Rasul
sesudah jelas kebenaran baginya dan mengikuti jalan yang bukan jalan-jalan
orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa dalam kesesatan yang Telah
dikuasainya itu dan kami masukkan ia kedalam jahannam, dan jahannam itu
seburuk-buruk tempat kembali.” (An Nisaa: 115 ) >>>
Imam Ibnu Abi Jamrah rahimahullah mengatakan,
”Para ulama telah berkata mengenai makna dalam firman Allah, ”Dan
mengikuti jalan yang bukan jalan-jalan orang yang beriman” yang
dimaksud adalah (jalan) para Sahabat generasi pertama.
·
Diriwayatkan dari Sahabat al-
‘Irbadh bin sariyah radhiyallahu ‘anhu, ia
berkata,”Suatu hari Rasulullah shalallah ‘alaihi wasallam pernah
shalat bersama kami kemudian beliau menghadap kepada kami dan memberikan
nasehat kepada kami dengan nasehat yang menjadikan air mata berlinang dan
membuat hati bergetar, maka seseorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, nasehat ini
seakan-akan nasehat dari orang yang akan berpisah, maka apa yang engkau
wasiatkan kepada kami?’ Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,‘Aku
wasiatkan kepada kalian supaya tetap bertaqwa kepada Allah, tetaplah mendengar
dan taat, walaupun yang memerintah kalian adalah seorang budak dari Habasyah.
Sungguh orang yang hidup diantara kalian setelahku maka ia akan melihat
perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian berpegang teguh kepada
Sunnahku dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Peganglah
erat-erat dan gigitlah dia dengan gigi gerahammu. Dan jauhilah oleh kalian
perkara-perkara yang diada-adakan (dalam agama), karena sesungguhnya setiap
perkara yang diada-adakan itu adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu adalah
sesat.” HR Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud (no.4607),
at-Tirmidzi (no.2676), ad-Darimi (I/44), al-Baghawi dalam Syarhus
Sunnah (I/205), al Hakim (I/95)Sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam diatas terdapat perintah untuk berpegang
teguh dengan Sunnah Rasulullah dan Sunnah Khulafa-ur Rasyidin sepeninggal
beliau.
·
Disarikan dari buku Mulia Dengan Manhaj Salaf karya
Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas oleh Ummu Maryam Ismiyanti
Murojaah: Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi
Murojaah: Ust. Abu Mushlih Ari Wahyudi
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar